MAKALAH BIOLOGI ORGAN REPRODUKSI MANUSIA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang
Masalah............................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan......................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A. Reproduksi pada
Manusia.............................................................................. 2
1. Organ Reproduksi
Pada Pria..................................................................... 2
a. Organ Reproduksi
Bagian Luar............................................................. 2
b. Organ Reproduksi
Bagian Dalam......................................................... 2
2. Organ Reproduksi
Pada Wanita................................................................ 5
a. Organ Reproduksi
Bagian Luar............................................................. 5
b.Organ Reproduksi
Bagian Dalam.......................................................... 5
c. Siklus
Menstruasi................................................................................... 7
BAB III
PENUTUP.................................................................................................. 17
2.1
Kesimpulan.................................................................................................... 17
2.2 Saran ............................................................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 18
Dengan menyebut nama Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA.
Adapun makalah ilmiah biologi SISTEM
REPRODUKSI MANUSIA ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari
makalah ilmiah biologi tentang limbah dan pemanfaatannya ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
BauBau, 4 Mei 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Biologi
(ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari
bahasa Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa
Yunani, bios (hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an
digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab), artinya “ilmu
kehidupan”.
Objek
kajian biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup. Karenanya
dikenal berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap kelompok
organisme, seperti botani, zoology, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan
digali. Cir-ciri fisik dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam
fisiologi; perilaku dipelajari dalam etologi, interaksi antarsesama makhluk
dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
Salah
satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi.
Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk
mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi
atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
Alat
reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, kelenjar
kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang
berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan
sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita)
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja bagian-bagian reproduksi manusia?
b. Apa saja penyakit yang menyerang sistem
reproduksi manusia?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Agar kita dapat mengetahui bagian-bagian dari
sistem reproduksi pada manusia serta penyakit yang mungkin terjadi pada sistem
reproduksi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organ Reproduksi Manusia
Organ
reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi manusia
dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria
menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur).
1. Organ Reproduksi Pria
Organ
reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar danorgan reproduksi dalam. Organ reproduksi luar
berupa penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran
kelamin, dan kelenjar kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Penis
Penis merupakan alat
untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita. Di dalam penis terdapat
tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons korpus
kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons korpus spongiosum.
Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
2) Skrotum (kantong pelir)
Skrotum merupakan
kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua buah, yaitu skrotum
kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan
ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan
mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di
sekitar testis agar selalu stabil (pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit
di bawah suhu tubuh).
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Testis (Gonad Jantan)
Testis merupakan alat untuk
memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih
rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang
disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam tubulus seminiferus
inilah terjadi pembentukan sperma.
2) Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi
menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran kelamin meliputi
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok
dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma sementara. Sperma yang telah matang disalurkan menuju vas
deferens.
b) Vas deferens merupakan saluran yang mengarah
ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai
saluran yang dilalui sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantong
sperma).
c) Saluran ejakulasi merupakan saluran penghubung
vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi saluran ejakulasi untuk mengeluarkan
sperma menuju uretra.
d) Uretra merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra
sebagai saluran kelamin dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong
kemih.
3) Kelenjar kelamin
Di dalam saluran kelamin, sperma
mengalami penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan kelamin berguna untuk
mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang
berfungsi sebagi sumber energi dan untuk memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang
memberi suasana basa pada cairan sperma. Cairan tersebut mengandung kolesterol,
garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang
menghasilkan cairan yang bersifat basa.
Terjadinya spermatogenesis
melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran
penghasil sperma):
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon
sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi testosterone.
Hormone ini berperan dalam
Hormon Reproduksi pada Pria
a. Hormone gonadotropin
Dihasilkan
oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis
sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH.
b. Follicle
Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis anterior. FSH berfungsi untukmerangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untukmenghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein/protein pengikat
androgen)
yang akan memacu pembentukan
sperma.
c. Luteinizing
Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.
Fungsi LH adalah merangsang sel-sel
interstial (sel Leydig) untuk
menghasilkan hormone testosterone.
d. Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang perkembanganorgan seks primer pada saat embrio belum lahir,
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pria
sepertijambang, kumis, jakun, suara membesar, pertambahan
massa otot, dan perubahan suara.
Spermatogenesis terjadi
melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap
pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi
proses-proses dalam istilah sebagai berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal
dari spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi,
axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian
ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari
sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak
dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria
bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik
otot saluran.
2. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita
terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar
berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium dan saluran
kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin
wanita. Pada bagian dalam vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi.
Pada daerah dekat ujung saluran kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen
mengandung banyak pembuluh darah.
2) Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva.
Ada dua macam labium, yaitu labium mayora (terletak di sebelah luar) dan labium
minora (terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas
terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus
kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Vagina merupakan saluran akhir organ
reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva. Vagina mengandung banyak lendir
yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus dan
mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus merupakan rongga besar yang merupakan
pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut
serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding endometrium
yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal ketika terjadi
kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang
saluran yang ujungnya berbentuk corong yang disebut infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua
buah ovarium, sebelah kiri dan kanan.
Organ
kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk
melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di
dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai
sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir
bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai
dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya,
semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase.
Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan,
ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut
badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan
kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit
sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut
ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal
dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang,
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu
ovum.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses
Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh
kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus
menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan
hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis
mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing
hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa
pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang
ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan
folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis
hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Oosit
sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan, lapisan
luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida. Oosit sekunder
menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:
a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
b. Menarik secara komotaksis positif.
c. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
c. Siklus
Menstruasi
Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel
telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12
sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang
wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada
masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena
berkurangnya produksi hormon kelamin.
Menstruasi terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui.
Mempelajari siklus menstruasi sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi.
Karena, dengan mengetahui dan memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur
siap untuk dibuahi. Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate
besar seperti monyet, gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang
waktu 28 hari, namun tidak menutup kemungkinan, antara satu wanita dengan
wanita lain memiliki rentang waktu siklus yang sama, dimana ada yang lebih
pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa
menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal wanita
tersebut. Berikut ini tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita setiap
1 periode siklus:
Fase
Menstruasi
Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan
keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan dinding rahim terjadi akibat
berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam aktivitas seksual tubuh seperti
hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk siklus menstruasi ini, terjadi
selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan lebih lama dari
itu untuk beberapa wanita tertentu. Selain itu, jumlah darah yang keluar pada
setiap menstruasi berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap hari selama
waktu siklus menstruasi dengan pola: sedikit di waktu-waktu awal dan semakin
banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin berkurang menjelang akhir fase.
Fase
Praovulasi
Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri. Pematangan
sel telur atau ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama hormone estrogen
dimana semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam ovarium
semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung selama antara hari
ke 7 singga hari ke 13.
Fase
Ovulasi
Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi,
sel telur atau ovum berada dalam kondisi yang sangat baik dan tepat untuk
dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang
mengalami siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung
pula dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat
untuk membuka dinding sel telur yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan
dapat terjadi.
Pada masa fase ovulasi di dalam siklus
menstruasi inilah, wanita disebut berada pada masa subur. Untuk pasangan suami
istri yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak, maka inilah saat yang
tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat keberhasilan
untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya waktu subur sang
istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang
dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada masa subur yaitu adanya
perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu basal tubuh serta perubahan
periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat, pasangan dapat
memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak dijual di pasaran
maupun apotek-apotek.
Fase
Pascaovulasi
Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi
dimana ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi.
Pada masa ini, hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga
menyebabkan dinding endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan
kesiapan endometrium untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan
atau fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan berulang dengan kembali ke fase
menstruasi.
Mekanisme produksi sel telur oleh folikel
diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan
siklus menstruasi adalah sebagai berikut.
- Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone).Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan
folikel dalam ovarium.
- Folikel yang sedang tumbuh tersebut
memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen ialah:
· merangsang pertumbuhan endometrium dinding
rahim
· menghambat produksi FSH oleh pituitari
· memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH
(Luteinizing Hormone).Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak,
dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
- Setelah telur masak dan meninggalkan
ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus
luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu
memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi
untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium.
- Bila sel telur yang keluar dari ovarium
tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen
dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH
juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat
memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan
penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan
terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi.
- Bila terjadi pembuahan sel telur oleh
sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi
(penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio,
terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan
menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan
menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya
dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
3. Kelainan dan Penyakit
pada Organ Reproduksi Manusia
Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria
Wanita dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit.
Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan juga oleh virus
ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan
juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui
hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan
fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon
androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan
tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau
kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi.
Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra
dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang
paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan
prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa
pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang
air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun
bukan bakteri.
5. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang
sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis
adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada
testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa
dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana
testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah
pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50
tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia inguinalis
Hernia merupakan
protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
10. Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan
hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut.
11. Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas
di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau
menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
12. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun
mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
13. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan
ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak
wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar
radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore
primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau
tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi
selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus
menstruasi.
15. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui
penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya
disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.
16. Kanker serviks
Kanker serviks adalah
keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga
bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki
gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi
saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat
dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
18. Kanker rahim
Kanker rahim (uterus) atau
yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering
terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita
usia 60-70 tahun.
19. Kanker payudara
Yaitu tumor yang bersifat
ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang telah menopause.
Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.
20. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat
jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara. Pengobatannya dengan
operasi.
21. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan
dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di
sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala
endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa
menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi
kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina
berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia
produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami
terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan
keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau dikenal sebagai kutil
kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan
keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara
seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat
kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus, hingga mulut
rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker mulut
rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles,
suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan
menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan
dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar
bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar
wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai
tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin
yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin
yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh
Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat menyumbat mulut kelenjar tempat
diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan
cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi
cairan). Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan
pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif
untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
25. Vulvovaginatis
Merupakan suatu peradangan
pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan (flour albus)
yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata,
dll.
26. Candidiasis / keputihan
Yaitu munculnya gumpalan
seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi jamur Candida
albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal yang
disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat
kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang
terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang
tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan
dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan
menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang
tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat
antijamur misalnya triazol atau imidazol.
27. Kista ovarium
Kista ovarium merupakan
suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan
yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium.
28. Infertilitas (kemandulan)
Pada wanita infertilitas
disebabkan oleh:
- Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio
aktif sehingga pembentukan ovum terganggu
- Penyumbatan pada tuba
fallopi
- Gangguan sistemik,
misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Sexually Transmitted Disease
Selain kelainan-kelainan di
atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin
(Sexually Transmitted Disease), yaitu:
29. Syphilis
Syphilis ialah penyakit
menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu Treponema
pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat
ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman),
melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
30. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu
penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks, rectum,
kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
31. Herpes Simplex Genitalis
Merupakan gangguan pada
bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembung air
diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa demam
dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian
dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa
pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus.
Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak terlalu
lembap dan tetap bersih.
32. Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck
Kelainan ini merupakan
faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu.
Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian
dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
33. Gonorhoe (Kencing Nanah)
Merupakan penyakit kelamin
yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa
menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa
nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
34. HIV (AIDS)
Merupakan penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita
tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh
infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang
kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa:
ž Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generative atau seksual.
2.2 Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat
sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan seddikit
tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang
bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya,
bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang
dapat memberi pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah
membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum
anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui
membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment